Harta yang Halal: Sumber Keberkahan dan Ketenangan Jiwa

Pendahuluan
Harta merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Islam tidak melarang umatnya untuk kaya, bahkan mendorong untuk menjadi orang yang kuat secara ekonomi. Namun, syarat utamanya adalah harta tersebut diperoleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan di jalan yang diridhai Allah.

1. Perintah Mencari Harta yang Halal

Allah ﷻ berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik (halal) yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 172)

Ayat ini menjelaskan bahwa makanan dan rezeki yang halal adalah perintah langsung dari Allah kepada orang-orang yang beriman. Mencari nafkah bukan sekadar aktivitas duniawi, tapi juga bagian dari ibadah.

2. Akibat dari Harta yang Haram

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah itu Mahabaik dan tidak menerima kecuali yang baik (halal).”
(HR. Muslim, no. 1015)

Beliau juga bersabda tentang seorang yang berdoa dengan khusyuk namun makanannya dari yang haram:

“…lalu dia berdoa: ‘Ya Rabb, ya Rabb,’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dia diberi makan dari yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?”
(HR. Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa harta yang haram bisa menjadi penghalang terkabulnya doa. Selain itu, ia dapat mengeraskan hati dan menjauhkan seseorang dari keberkahan hidup.

3. Dampak Harta Halal bagi Keluarga dan Generasi

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menekankan bahwa anak-anak yang diberi nafkah dari harta yang haram akan tumbuh dengan karakter buruk dan sulit menerima cahaya kebaikan.

Harta yang halal bukan hanya berdampak pada si pencari nafkah, tetapi juga pada keluarga yang dinafkahinya. Maka penting bagi seorang ayah atau ibu untuk memastikan bahwa nafkah yang diberikan kepada anak-anaknya bersumber dari jalan yang bersih.

4. Ciri-Ciri Harta yang Halal

  • Diperoleh melalui pekerjaan atau usaha yang tidak melanggar syariat (misalnya: bukan dari riba, mencuri, menipu, suap).

  • Tidak mengandung unsur penipuan atau pengelabuan.

  • Diperoleh dengan cara yang jujur, transparan, dan adil.

5. Penutup: Rezeki Halal, Hidup Berkah

Mencari harta yang halal memang tidak selalu mudah. Kadang butuh perjuangan dan kesabaran yang luar biasa. Namun percayalah, setiap tetes keringat yang halal akan bernilai pahala, dan setiap rupiah yang bersih akan membawa ketenangan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sungguh, jika salah seorang di antara kalian mengambil tali, lalu pergi ke hutan dan membawa seikat kayu bakar di punggungnya dan menjualnya, itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, yang kadang diberi dan kadang ditolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga kesucian rezeki dan diberkahi dalam setiap langkah kehidupan. Aamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *