Monitoring dan Evaluasi DPD Hidayatullah Majene – Fokus Pembenahan Struktur dan Penguatan Program

HidayatullahSulbar.Com, Majene – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah Majene menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) program kerja sebagai upaya memperkuat peran organisasi dalam dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan umat. Kegiatan yang berlangsung penuh kekhidmatan ini dihadiri langsung oleh Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat, Ustadz Drs. H. Mardhatillah, bersama tiga orang anggota DPW.

Dalam sambutannya, Ustadz Mardhatillah menekankan pentingnya pembenahan struktur organisasi agar roda gerakan dakwah dapat melaju dengan baik. Menurutnya, struktur yang tertata rapi dan kader yang terdistribusi sesuai kemampuan merupakan syarat penting bagi keberhasilan program.

“Organisasi ini harus tertib dalam struktur. Jika setiap pos diisi kader yang tepat, maka dakwah akan bergerak lebih cepat dan solid,” tegasnya.

Usai sambutan, kegiatan berlanjut dengan sesi monitoring dan evaluasi setiap departemen yang dipandu oleh Sekretaris DPW, Ustadz Drs. Massiara. Sesi ini berlangsung interaktif, dengan masing-masing departemen memaparkan laporan capaian, kendala, dan rencana tindak lanjut.

Monitoring & evaluasi program DPD Hidayatullah Majene (5/9/2025)

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bendahara DPW, Ustadz Rahmat Wijaya, S.Pd.I, yang memberikan arahan terkait pentingnya tata kelola keuangan yang transparan dan profesional. Selain itu, Departemen Ekonomi DPW, Ustadz Muh. Taufik Malik, S.Sos.I, juga menyampaikan pandangan tentang penguatan kemandirian ekonomi melalui program pemberdayaan warga.

Pada penghujung acara, Ketua DPD Hidayatullah Majene, Ustadz Firdaus, S.Kom.I, menyampaikan rangkuman laporan perkembangan program kerja. Ia menyampaikan kabar menggembirakan dari bidang pendidikan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya sulit melakukan rekrutmen santri baru, maka tahun ini justru terjadi lonjakan pendaftar hingga pihak pesantren terpaksa menolak karena keterbatasan tempat.

“Alhamdulillah, ini sebuah perkembangan positif. Tantangan kita sekarang adalah menambah fasilitas agar lebih banyak generasi bisa tertampung dalam pembinaan,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Ketua DPW menyampaikan keyakinannya bahwa kader yang ada dapat dimaksimalkan untuk mengisi pos-pos kosong. “InsyaaAllah, kader kita cukup. Tinggal bagaimana kita menempatkan mereka sesuai kebutuhan,” jawabnya.

Lebih lanjut, Ustadz Firdaus juga menekankan pentingnya regulasi penugasan kader alumni, baik dari tingkat SMA maupun Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH). Menurutnya, perlu ada aturan yang jelas, termasuk pembekalan dan batasan waktu minimal satu tahun bagi kader yang ditugaskan.

Sementara itu, anggota DPD, Ustadz Muh. Zakir, menyoroti aspek perlindungan santri. Ia menegaskan bahwa perlu ada langkah-langkah proteksi mengingat lokasi pondok yang dikelilingi kost-kostan, wisma, dan asrama mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar). Hal ini menjadi perhatian penting demi menjaga lingkungan pendidikan santri tetap kondusif.

Selain aspek pendidikan, bidang ekonomi juga menjadi perhatian. Program kebun santri yang hasilnya dijual langsung ke pasar disebut sebagai contoh nyata pemberdayaan warga sekaligus sarana dakwah. Melalui program ini, diharapkan masyarakat merasakan manfaat langsung dari keberadaan Hidayatullah di Majene.

Kegiatan monev ini ditutup dengan doa dan tekad bersama untuk terus memperbaiki kelemahan serta memperkuat sinergi antara DPW dan DPD. Harapannya, Hidayatullah Majene dapat menjadi motor penggerak dakwah dan pendidikan yang lebih kokoh serta memberi manfaat luas bagi masyarakat.*/Massiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *