Musda Gabungan Hidayatullah Polman–Majene Digelar

HidayatullahSulbar.Com, Majene – Musyawarah Daerah Gabungan (Musda Gabungan) DPD Hidayatullah Polewali Mandar dan Majene sukses digelar di Kabupaten Majene, Sabtu (27/12/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta yang merupakan perwakilan dari dua Dewan Pengurus Daerah (DPD), yakni DPD Hidayatullah Polewali Mandar dan DPD Hidayatullah Majene.

Musda Gabungan ini mengusung tema “Sinergi Anak Bangsa Menyongsong Indonesia Emas 2045”, sebagai penegasan komitmen Hidayatullah dalam membangun kualitas sumber daya manusia dan kepemimpinan umat yang berkarakter, berintegritas, serta berorientasi pada masa depan bangsa.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat, Ustadz Najamuddin, M.Pd., serta Anggota Dewan Murabbi Wilayah (DMW), Ustadz Abdurrahman Hasan, S.Pd.I. Musda secara resmi dibuka oleh Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat.

Dalam sambutannya, Ustadz Najamuddin, M.Pd. menegaskan bahwa Musyawarah Daerah merupakan forum musyawarah tertinggi di tingkat daerah yang memiliki peran strategis dalam menentukan arah kebijakan organisasi, termasuk dalam proses suksesi kepemimpinan. Menurutnya, Musda tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga momentum konsolidasi untuk melahirkan keputusan-keputusan terbaik demi keberlangsungan dakwah Hidayatullah di daerah.

Pada sesi pembukaan, tausiah disampaikan oleh Ustadz Abdurrahman Hasan, S.Pd.I. Dalam tausiahnya, beliau menekankan pentingnya menjadikan musyawarah sebagai sarana menjaga ukhuwah, memperkuat keikhlasan, serta meluruskan niat dalam berorganisasi. Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan dalam jamaah dakwah bukanlah ajang mencari kehormatan, melainkan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, keteladanan, dan kesiapan berkorban demi kemaslahatan umat.

Setelah pembukaan, Musda Gabungan dilanjutkan dengan rangkaian sidang-sidang resmi. Sidang pendahuluan membahas dan menetapkan tata tertib Musda, jadwal persidangan, serta penetapan pimpinan sidang. Selanjutnya, Sidang Paripurna I diisi dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban Ketua DPD Hidayatullah Polewali Mandar dan Majene masa khidmat sebelumnya (demisioner).

Agenda berlanjut pada Sidang Paripurna II, yang menetapkan Ustadz Ahmad Syahril, S.Pd. sebagai Ketua DPD Hidayatullah Polewali Mandar dan Ustadz Al Imran, S.H.I. sebagai Ketua DPD Hidayatullah Majene. Penetapan tersebut kemudian dilanjutkan dengan prosesi pelantikan. Selanjutnya, Sidang Paripurna III menetapkan dan melantik anggota DPD Hidayatullah Polewali Mandar dan Majene untuk periode kepengurusan yang baru.

Pelantikan Ketua DPD Hidayatullah Polewali Mandar Ustadz Ahmad Syahril, S.Pd oleh Ketua DPW

Ba’da Dzuhur, Musda Gabungan ditutup secara resmi dengan agenda pidato perdana para Ketua DPD terpilih. Ustadz Ahmad Syahril, S.Pd. menegaskan bahwa kolaborasi, baik internal maupun eksternal, menjadi kunci utama untuk melanggengkan dan menguatkan program-program dakwah dan pendidikan Hidayatullah ke depan. Sementara itu, Ustadz Al Imran, S.H.I. menekankan pentingnya etika kepemimpinan dalam jamaah, yakni kemampuan pemimpin menempatkan diri secara bijak serta kesediaan jamaah untuk memahami dan memaklumi kapasitas serta peran pemimpinnya.

Musda Gabungan ini diharapkan menjadi titik awal penguatan sinergi dakwah dan kepemimpinan Hidayatullah di Polewali Mandar dan Majene dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Musda Gabungan tersebut secara resmi ditutup oleh Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat, Ustadz Najamuddin, M.Pd. Dalam arahannya, beliau mengajak seluruh peserta untuk senantiasa menjaga kekompakan dan soliditas dalam gerakan dakwah dan perjuangan organisasi. Menurutnya, kekuatan Hidayatullah terletak pada persatuan dan kerja kolektif seluruh elemen jamaah dalam mengemban amanah dakwah di tengah masyarakat.

Pelantikan Ketua DPD Hidayatullah Majene Ustadz Al Imran, S.H.I oleh Ketua DPW

Ia mengibaratkan organisasi sebagai sapu yang tersusun dari banyak lidi, di mana satu lidi tidak memiliki daya guna yang berarti, namun ketika disatukan akan menjadi kuat dan bermanfaat. Pada kesempatan tersebut, Ustadz Najamuddin juga mengutip pesan Khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., saat diangkat menjadi pemimpin: “Jika kami melakukan kebaikan maka dukunglah kami, dan jika kami melakukan kesalahan maka luruskanlah kami.” Pesan ini menegaskan pentingnya budaya saling menasihati, menguatkan, dan mengawal kepemimpinan dalam bingkai jamaah dakwah. (massiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *