YPCM Menggelar Training Al-Qur’an Metode Al-Hidayah, Menghadirkan Langsung Penulisnya

HidayatullahSulbar.Com, Mamuju – Yayasan Pendidikan Cerdas Mandiri (YPCM) Mamuju menggelar Pelatihan dan Sertifikasi bagi Guru Al-Qur’an, Da’i, Dai’yah Hidayatullah Mamuju dengan Metode Al-Hidayah.

Pesertayang terdiri atas Guru TK, SD, SMP dengan total 53 orang, mengangkat Tema “ Menjadi Pembelajar Terbaik dengan Al-Qur’an.”

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Dalam Pelatihan dan Sertifikasi ini YPCM Mamuju langsung mengundang Pendiri dan Penulis Metode Al-Hidayah Ustadz Zainun Nasich, M.Pd serta Trainer Ahli Ustadz Syamsul Alam Jaga, M.I.Kom langsung dari Surabaya.

Pelatihan dan Sertifikasi ini dilaksanakan Jum’at – Ahad (12-14/8/2022) bertempat di Aula YPCM Mamuju.

Ustadz Najamuddin, M.Pd menyampaikan bahwa kita sepatutnya bersyukur kepada Allah, agenda yang sudah jauh hari ditargetkan untuk segera dilaksanakan di tempat ini, Alhamdulillah kita sudah bisa sampai di acara pembukaan.

Peserta pelatihan al-Qur’an Metode Al-Hidayah

Harapannya, mudah-mudahan kemudian bisa berjalan dengan baik dan kemudian teman-teman memanfaatkan. “Ini mahal beliau ini hadir disini, luar biasa beliau ini. Ijin beliau di unitnya di Surabaya tidak gampang, jadi pegawai sekaligus sebagai instruktur itu tidak gampang.” Sambutnya dalam acara pembukaan.

“Alhamdulillah dua bulan yang lalu kami masukkan suratnya, kemudian dua pekan lalu baru kami dapat konfirmasi. Dan beliau berdua di ijinkan, kemudian beliau hadir berbagi di tempat ini. Maka kemudian rugilah kalau beliau hadir di tempat ini dalam berbagi kepada kita, kemudian kita tidak maksimalkan untuk mendapatkan ilmunya.” Harap Ketua Departemen Perkaderan DPW Hidayatullah Sulawesi Barat ini.

Ustadz Najam biasa dipanggilkan melanjutkan sambutannya, bahwa beliau sampaikan mengapa memilih pelatihan Al-Qur’an ini, karena muncul diskusi di yayasan apa sebenarnya keunggulan kita ini. “Kita mengatakan keunggulan kita al-Qur’an, namun sejauh mana kita mempraktikkan Qur’an itu di sekolah itu menjadi pertanyaan besar, orang bertanya metode apa yang di pakai?” Paparnya.

“Akhirnya dari diskusi-diskusi itu muncul kita akan mengadakan Pelatihan Metode Al-Hidayah. sehingga harapannya ini bisa maksimal kita ikuti dan peserta diharap tidak pulang-pulang dan mohon bersabar dalam pelatihan ini.”

“Terima Kasih kepada ustadz yang sudah hadir ke tempat kami, kami butuh arahannya dan memberikan kami yang terbaik dan harapannya kemudian kami bisa praktekkan nanti di sekolah-sekolah.” Kuncinya

Kemudian Ustadz Zainun Nasich, M.Pd.I selaku Pendiri dan Penulis Metode Al-Hidayah menyampaikan bahwa Sertifikasi yang ada di Al-Hidayah ini jangan di anggap seperti sertifikasi Guru Diknas, yang di maksud disni adalah sertifikasi kompetensi.

“Saya mengutip hadits sebagaimana Sabda Rasulullah kepada para sahabatnya, “Ambillah Alquran itu dari empat orang. Yaitu dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Mu’adz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ahmad).”

“Ini kira-kira artinya apa? Bahwa apa yang di selenggarakan YPCM ini adalah Ittiba Rasul. Karena Rasulullah sendiri juga membuat standarisasi. Hadits ini hadits standarisasi, kalau saya mengatakan demikian.” Lanjutnya

“Dalam sebuah organisasi tentu yang namanya keinginan untuk lebih baik itu harus ada, ciri organisasi yang baik adalah continuous improvement ( terus berusaha untuk meningkatkan kualitas,red).” Kutipnya

“Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas itu adalah dengan cara pelatihan dan standardisasi, jadi saya sangat mengapresiasi. Al-Hidayah ini kami tidak menganggap metode terbaik, tetapi metode Al-Hidayah ini adalah metode miliknya Hidayatullah bukan milik orang lain.”

“Jadi kalau memang ada yang kurang kita teruskan melakukan continuous improvement. Di dalam standarisasi ini ada yang namanya Toqos (Test of Al-Qur’an competensis) dimana ada berapa tahapan yang harus di kuasai oleh guru dan juga pengelola al-Qur’an dalm hal ini adalah Kordinator.”

Yang pertama adalah maharatul qira’ah (kompetensi bacaan) jadi bacaannya harus standar. Kemudian Maharatul Qiraah ini kita memakai standar bacaan riwayat imam Hafs an ashim kemudian irama yang kita gunakan standarnya adalah irama nahawand. yang kemudian Maharatul Istima’ atau kompetensi mendengar. Yang ketiga, Maharatul Hifdzi kompetensi hafalan. Kemudian yang keempat Maharutul tadris.” Urainya

Kegiatan yang di laksanakan sejak hari Jum’at hingga Ahad ini bisa berjalan lancar sehingga menghasilkan guru al-Qur’an yang bersertifikasi metode Al-Hidayah. Yang kemudian akan di bentuk Koordinator Metode Al-Hidayah tingkat Provinsi di Hidayatullah Sulawesi Barat.*/Gianto

×