Dakwah  

Ustadz Salim A Fillah Mengisi Pembekalan Pranikah

POLMAN (Hidayatullahsulbar.com) – “Salah satu tanda-tanda kebesaran yang difirmankan Allah Swt. dalam al-Qur’an adalah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.”

Demikian Salim A. Fillah menyetir QS Ar-Rum ayat 21 sesaat dalam memulai ceramah virtualnya via zoom untuk pembekalan pranikah dai/daiyah Hidayatullah Sulawesi Barat (13/08/2021) menyongsong Nikah Mubarak empat pasang Ahad mendatang di Kampus Pratama Hidayatullah Polman.

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Ustadz Salim A Fillah dikenal sebagai seorang penulis buku islami dari Yogyakarta. Namanya mulai dikenal luas setelah menerbitkan buku ‘Nikmatnya Pacaran setelah Pernikahan’ (2003).

Beliau diminta untuk mengisi materi pembekalan pranikah atas prakarsa Ketua DPD Hidayatullah Polman, Ustadz Muh. Taufik, S.Sos. Karena beberapa pasangan yang akan mengikuti nikah mubarak nanti, pernah dibina langsung oleh beliau saat nyantri selama dua tahun di Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu Magelang Jawa Tengah

Penggiat Masjid Jogokariyan ini lebih lanjut menjelaskan bahwa perempuan sebagai pasangan, tercipta dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok, sehingga jika kita ingin memaksanya untuk lurus, maka bisa-bisa dia patah, sebaliknya jika dibiarkan maka akan bengkok terus.

Beliau mengangkat kisah kecemburuan Bunda Aisyah RA, istri Rasulullah SAW kepada madunya yang dilampiaskan dengan pecahnya piring dan terhamburnya makanan. Namun apa yang dilakukan oleh Rasulullah? Beliau membiarkan marahnya berujung dulu dan setelah itu barulah Rasulullah memberikan pemahaman dan pengertian serta nasehat.

“Jika hanya mengganti piring yang pecah dan makanan yang terhambur, maka tulang rusuk yang dimaksud akan tetap bengkok, sehingga butuh sentuhan secara solutif yang dengan cara bersabar dalam menasehati, maka secara pelan-pelan tulang bengkok akan mulai bergeser.” Ungkap pengasuh pengajian Majelis Jejak Nabi ini.

Pembekalan Pranikah dalam rangka Pernikahan Mubarak empat pasang santri/santriwati Hidayatullah Sulawesi Barat dimulai sejak tanggal 7 Agustus dan berakhir insyaAllah 14 Agustus 2021 yang bertempat di Mamuju untuk calon putri sedangkan putra bertempat di Polman.

Tercatat sudah delapan pemateri, baik calon putra maupun putri antara lain Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah, Ustadz Imam Nawawi dengan tema menjaga keharmonisan keluarga, arti kesetiaan suami istri dalam keluarga.

Selain itu ada Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat, Ustadz Drs. Mardhatillah, Ketua DMW Ustadz Drs. Muh. Na’im Thahir, kemudian beberapa pemateri lokal antara lain Ustadz Muh. Taufik, S.Sos sendiri, Ustadz Abdurrahman Hasan, Ustadz Nurdin, dan lain-lain.

Kegiatan Karantina dan pembekalan pranikah adalah merupakan kultur Hidayatullah yang sudah terbangun sekitar tiga puluh tahunan, yang pada awal-awalnya masih terpusat di Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan Kalimantan Timur.

Bertepatan milad ke-50 tahun Hidayatullah tidak kurang dari sepuluh DPW yang mengadakan kegiatan serupa dengan jumlah pasangan yang bervariasi.  Khusus di Sulawesi tercatat ada empat DPW yaitu Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat sendiri dan Sulawesi Tenggara.

“Kultur atau tradisi pernikahan mubarak yang selama ini dikenal dengan nikah massal adalah dalam rangka mendesain para kader dan santri bahwa pernikahan motivasinya bukanlah hanya nafsu semata, tetapi nikah mubarak adalah sesuai dengan namanya yaitu mengejar keberkahan disamping menjaga nilai-nilai perjuangan dalam membangun rumah tangga.” ujar Ketua Stering, Ustadz Drs. Mardhatillah dalam salah satu materi pembekalannya.

“Setelah mereka melangsungkan pernikahan, mereka siap mengemban amanah berdasarkan pengaturan organisasi dimana pun ditempatkan.” kuncinya. */Massi

 

×