HIDAYATULLAHSULBAR.COM, TOBADAK – Mengusung tema Konsolidasi Jati Diri, Organisasi dan Wawasan Menuju Standarisasi, Sentralisasi dan Integrasi Sistemik.
Rakerda Hidayatullah Mamuju Tengah dilaksanakan setelah dilakukan persiapan panjang, mulai dari koordinasi organisasi terhadap isu strategis hingga persiapan kepanitiaan rapat kerja yang akan mengundang pengurus DPW sebagai pendamping, mengundang pengurus PD Mushida Mamuju Tengah dan amal usaha milik organisasi tingkat daerah pula.
Ketua DPD Hidayatullah Mamuju Tengah, Syamsuddin, S.Sos.I menyebutkan setahun memimpin ia gunakan untuk menganalisa dan mempelajari potensi daerah.
“Di tahun ke dua inilah kami akan banyak implementasikan program ke masyarakat dan internal Hidayatullah khususnya” paparnya sembari menyebutkan bahwa justru yang paling berpotensi paling maju dibandingkan dengan DPD lain adalah Hidayatullah Mamuju Tengah.
Menurutnya, berangkat dari semangat membangun yang didasari impian impian besar.
Hal itu diungkapkan setelah mendapatkan tanah wakaf seluas 3 hektar di desa Polo Lereng yang menurutnya berpotensi untuk pengembangan ekonomi dan kampus putri.
Juga mendapatkan wakaf tanah di kecamatan Pangale seluas 5000 meter yang direncanakan untuk ekspansi organisasi.
Semua agenda besar, tandasnya, adalah pancingan agar seluruh pengurus daerah Hidayatullah Mamuju Tengah dapat memaksimalkan kualitas ibadah dan kerja keras di lapangan.
Salah satu modalnya adalah doa jamaah untuk keberhasilan program program keumatan ini karena kami yakin dengan doa dan kerja keras dapat menyelesaikan seluruhnya.
Bertempat di salah satu ruang kegiatan belajar mengajar SMP Integral Al Madinah Hidayatullah Tobadak, desa Mahahe kecamatan Tobadak, rapat kerja daerah dibuka hari ini Sabtu 29 Januari.
Dihadiri unsur kepolisian sektor Tobadak dan pengurus Desa Mahahe pengurus PD Mushida Mamuju Tengah dan seluruh jamaah Hidayatullah Mamuju Tengah.
Seperti biasa di setiap pembukaan rakerda sebelumnya di Sulbar, ketua DPW Hidayatullah Drs. Mardhatillah memberikan sambutan, membuka acara dan penguatan program organisasi.
Dalam sambutannya ketua DPW yang sebelumnya memimpin DPW Sulawesi Selatan itu, menyebut kehadiran Hidayatullah salah satunya untuk mendukung program pemerintah memperbaiki mental spiritual masyarakat.
Proses perbaikan itulah, Hidayatullah tetap saja membutuhkan sinergi terhadap masyarakat dan pemerintah mengingat hal tersebut adalah tanggung jawab yang harus dikemas dalam kerjasama yang baik.
Program yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adalah Rumah Qur’an Hidayatullah (RQH) yang sedang berjalan selama ini.
Karena melalui program mengajarkan Al Qur’an di tengah masyarakat merupakan program unggulan yang dapat mendekatkan kepada masyarakat dan dapat disinergikan dengan pemerintah dalam pemberantasan buta aksara Al Qur’an.
Lebih jauh dijelaskan keberadaan Hidayatullah juga mampu mencerahkan melalui program utama yakni pendidikan, sosial dan dakwah.
Menyantuni anak anak dhuafa dan kurang mampu, menyelenggarakan pendidikan formal berbasis tauhid dan aktif pembinaan di beberapa desa dalam Mamuju Tengah.
Pembinaan dimaksud di masyarakat transmigrasi eksodus Timor Timur di desa Sejati kecamatan Tobadak hingga hari ini.
Pembinaan juga dilakukan di beberapa daerah transmigrasi ini.
Sehingga dalam rapat kerja daerah kali ini dikemas dengan baik harapannya agar pembinaan masyarakat berjalan baik dan dapat dikembangkan.
Dalam rakerda kali ini juga selain mengevaluasi program berjalan selama setahun, juga membuat rencana baru program dan breackdown atau meneruskan program pengurus pusat. (bash)