HidayatullahSulbar.Com, Majene – Safari Ramadhan DPW Hidayatullah Sulbar memasuki hari keempat. Kali ini giliran DPD Hidayatullah Majene sebagai fasilitator perjalanan para da’i.
Puasa ke-7 menjadi momen yang sangat berharga buat tim safari yang dikoordinir langsung Ketua DPW Hidayatullah Sulbar Ustadz Drs. H. Mardhatillah. Pasalnya dalam perjalanan tersebut sempat bersilaturrahim dengan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Majene.
Gayung bersambut, sesaat sebelumnya memang telah direncanakan untuk bersilaturrahim. Namun tiba-tiba saja beliau datang berkunjung duluan ke Pondok Pesantren Hidayatullah Majene.
Dr. H. Syamsuhri Halim, M.Pd, yang baru saja dilantik 24 Januari 2024 lalu itu bersama istri dan staf kemenag Majene berkunjung ke pesantren di sela-sela kunjungan lainnya disambut oleh Ketua DPW dan Ketua DPD Hidayatullah Majene Ustadz Firdaus, S.Kom.I
Dalam silaturrahim tersebut, Syamsuri berharap ada kunjungan balik dari pihak pesantren. “Jalan-jalan ke kantor juga pak Ustadz, supaya bisa ada kolaborasi program.” Selorohnya sembari menepuk-nepuk pundak Firdaus.
Safari Ramadhan DPW Hidayatullah Sulawesi Barat
Bersama 4 orang pengurus DPW melakukan Safari Ramadhan di wilayah Majene yang dipimpin langsung Ketua DPW Ustadz Drs. H. Mardhatillah (18/03/2024).
Keempatnya adalah Ketua DPW sendiri, sekretaris DPW Ustadz Drs Massiara, Ketua Departemen Dakwah dan Perkaderan Ustadz Najamuddin, M.Pd. dan Ketua Departemen Ekonomi, Sosial dan Kesehatan Ustadz Taufik Malik, S.Sos.I.
Rangkaian safari Ramadhan diisi dengan kegiatan silaturrahim tokoh, buka puasa bersama, ceramah tarwih dan halaqah ba’da shalat subuh. Untuk puasa bersama dipusatkan di Masjid Miftahul Hidayah Hidayatullah Majene.
Adapun ceramah tarwih yaitu Masjid Jami’ Miftahul Hijrah Lutang diisi oleh Ustadz Drs. H. Mardhatillah, Masjid Nurul Salam Lengkungan leppe Ustadz Drs.Massiara, Masjid Nururrahman leppe Barat Ustadz Najamuddin M.Pd dan Ustadz Muh Taufik Malik, S.Sos.I di Tande.
Tema sentral safari Ramadhan kali ini adalah “Al-Qur’an sebagai hudan linnas, gerakan mulia dan memuliakan.”
“Ramadhan dikatakan mulia karena bulan diturunkannya Al-Qur’an, Jibril mulia karena membawa Al-Qur’an, Muhammad mulia karena menerima Al-Qur’an.” Sebut Ustadz Mardha dalam taushiah ceramahnya.
“Begitu pun manusia dikatakan mulia karena dia membaca, mentadabburi, mengamalkan, menghafal dan mengajar serta mendakwahkan Al-Qur’an.” Kuncinya. */massiara