HidayatullahSulbar.Com, Mamuju – Di bawah hamparan langit yang cerah, Pondok Tahfidz Al-Furqan Hidayatullah Mamuju berdiri dengan anggun, dikelilingi oleh pemandangan hijau nan sejuk. Udara segar yang mengalir menambah ketenangan dan kedamaian bagi siapa saja yang memasuki kawasan ini, terutama para calon tahfidz yang dengan tekun menapaki jalan menuju menghafal Al-Qur’an.
Tempat ini seolah menjadi oase spiritual, memberikan ruang bagi setiap individu untuk merefleksikan diri dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Pada kesempatan yang istimewa ini, seluruh kader DPD Hidayatullah Mamuju berkumpul dalam rangka Mabit, sebuah agenda rohani yang sarat makna. Ratusan kader berbaur dengan para santri, menciptakan suasana keakraban yang begitu hangat, Sabtu (21/09/2024).
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, di antaranya Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat Ustadz Drs. H. Mardhatillah beserta anggota DPW, Ketua DPD Hidayatullah Mamuju Ustadz Syamsuddin, S.Sos.I bersama jajaran pengurus, Ketua Yayasan Pendidikan Cerdas Mandiri (YPCM) Ustadz Najamuddin, M.Pd, serta Ketua BMH Perwakilan Sulawesi Barat Ustadz Rahmat Wijaya, S.Pd. beserta kader amilnya.
Tausiah utama dibawakan oleh Ustadz Drs. Muhammad Na’im, Ketua Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah Sulawesi Barat. Dalam sambutannya, beliau mengenang masa-masa 14 tahun lalu ketika Kampus Hidayatullah Salutalawar Desa Tadui masih dipenuhi alang-alang, menggambarkan perjalanan panjang yang telah dilalui.
Beliau mengingatkan bahwa setiap kader Hidayatullah melekat dengan dua hal penting: yang pertama adalah mencelupkan diri dalam 50 jadwal bayani, memperdalam pemahaman terhadap Manhaj Hidayatullah melalui sistematika wahyu.
Yang kedua, lebih dalam lagi, adalah proses pencelupan jati diri melalui 60 jadwal bayani yang mencakup sistematika wahyu, al-harakah al-jihadiah al-islamiyah, Jamaatun minal muslimin, ahlussunnah waljamaah, imamah jamaah dan wasathiah.
Pelatihan Pengurusan Jenazah
Para kader yang hadir dalam mabit ini terhimpun dalam tiga halaqah wustha dan satu halaqah ula, serta halaqah Qur’an para santri tahfidz. Mabit menjadi momentum untuk meng-upgrade spiritualitas para kader melalui serangkaian agenda seperti tausiah, shalat lail, dan pelatihan-pelatihan seperti pengurusan jenazah yang dibawakan oleh Ustadz Mustapa, S.Pd.I.
Peserta Mabit mengikuti secara serius dan seksama pelatihan pengurusan jenazah yang dibawakan Ustadz Mustapa, S.Pd.I
Ustadz Na’im menekankan pentingnya nilai-nilai senioritas, ketajaman visi, dan kekuatan shalat lail sebagai teladan bagi para kader muda. Kisah perjuangan para senior yang merintis pondok di tengah keterbatasan juga menjadi inspirasi tak ternilai. Mereka yang telah membangun kaderisasi dari awal, melewati tantangan berat, kini menjadi figur uswah bagi generasi penerus.
Pondok Tahfidz Al-Furqan, dengan segala ketenangan dan inspirasinya, terus menjadi saksi bisu dari perjalanan spiritual yang tiada henti.