Oleh Najamuddin, M.Pd *)
Puasa Ramadhan mampu mengantarkan orang yang berpuasa cerdas mengatur waktunya. Semuanya berpuasa dari terbit Fajar hingga tenggelam matahari. Begitupun waktu makan atau berbuka diatur sedemikian rupa dan subuh hari dimulai dengan sahur, untuk kemudian mendapatkan kekuatan ketika berpuasa.
Bahkan secara tidak langsung, puasa mengajarkan untuk memulai waktunya dengan keberkahan, agar menentukan perjalanan selanjutnya, sebagaimana dalam hadits
عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً رواه البخاري (1923)، ومسلم (1095).
Dari Anas bin Malik R.A., berkata, Rasulullah SAW Bersabda, ” Sahurlah Kalian, karena sesungguhnya dalah sahur itu Ada keberkahan” H.R. Bukhari dan Muslim.
Hadits ini memberikan gambaran, bahwa di waktu subuh hari itu memiliki keberkahan, dan orang yang berpuasa dianjurkan memulai harinya dengan meraih keberkahan di waktu sahur.
Di dalam hadits laib dikatakan :
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Artinya: “Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur),” (HR Ahmad)
Untuk memudahkan orang yang berpuasa untuk bangun di waktu sahur, maka dibutuhkan manajemen waktu yang baik, agar kemudian sahurnya bisa berkualitas.
Bulan ramadhan bulan yang mulia. Pekan, hari, jam, menit bahkan detiknya sangatlah mulia, apabila waktunya kemudian di manaj dengan baik, pahala akan dilipatgandakan dengan tanpa batas.
Kalau kita amati kebiasaan orang berpuasa di bulan suci Ramdhan sangat bervariasi, ada yang kemudian menghabiskan waktunya hanya di depan TV semata, menungu sinetron yang bermunculan di bulan suci Ramadhan.
Ada yang menghabiskan waktunya untuk tidur semata, ada yang menghabiskan dengan game-game, ada yang menghabiskan dengan jalan-jalan sore dan subuh.
Maka tak heran yang penuh ketika subuh hari adalah pinggiran jalan, pantai dan tempat-tempat lainnya yang kelihatan menarik. Bahkan ada yang hanya kecanduan jalan pagi dan sore tapi lupa akan sholat subuh dan ashar.
Ada yang khusyu’ melakukan kebaikan demi kebaikan, dan masih banyak lagi model- model orang yang berpuasa dalam memanaj waktunya.
Pertanyaannya, untuk penulis dan pembaca!! Berada di posisi manakah kita..?
Indonesia di final Futsal beberapa hari yang lalu, sempat unggul di babak pertama hingga pertengahan babak kedua 2 – 0 atas Thailand.
Tetapi karena konsentrasi dan mamanaj waktu sisa beberapa menit bahkan detik, kemudian kemenangan Indonesia buyar seketika di 60 detik trakhir ketika pemain Thailand berhasil menyamakan keunggulan 2-2.
Contoh yang lain di perang Uhud, yang mana kemenangan Islam sudah hampir didepan mata, akan tetapi buyar seketika, dikala para pemanah di gunung uhud mampu memanaj waktunya dengan baik.
Dua contoh diatas menggambarkan bagaimana pentingnya memanaj waktu itu, agar jauh lebih baik serta memiliki kwalitas. Didalam pepatah arab dikatakan :
الْوَقْتُ كَالسَيْفِ اِنْ لَمْ تَقْطَعهُ قَطَعَكَ
Waktu bagaikan pedang, apabila kamu tidak memotongnya, dia yang akan memotongmu.
Begitu sangat berartinya waktu, apatah lagi Ramadhan dibatasi hanya sebulan penuh. Kalau kita tidak mampu memanfaatkan waktu-waktu terbaik di Bulan suci Ramadhan maka dia akan berlalu meninggalkan dan akan menjumpai di tahun berikutnya yang belum ada jaminan manusia akan sampai di waktu itu.
Di pepatah Arab lainnya :
لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتِيْ مَضَتْ
Tidak akan kembali hari-hari yang berlalu
Allah telah memperingatkan di dalam Al Qur’an Surah Al’Ashr :
وَٱلۡعَصۡرِ (1) إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ (2) إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ (3)
1. Demi masa,
2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Ayat ini mengajarkan untuk kemudian mampu memanaj waktu dengan baik, mengisi waktu-waktu dengan amalan amalan sholehat, agar kemudian tidak menjadi orang yang merugi.
Semua aktivitas kebaikan yang kita lakukan, seperti makan, tidur, mencari nafkah, masuk kantor, bertani, senyum, dan aktivitas lainnya bagaimana mampu mengantarkan untuk dekat kepada Allah SWT .
Semoga kita semua mampu untuk memenej bulan, pekan, hari, jam, menit, detik yang kita lalui apatah lagi dibulan suci Ramdhan bulan yang mulia.
_____________________________________
*) Ketua Dept. Perkaderan, Pembinaan Keluarga & PAUD DPW Hidayatullah Sulawesi Barat dan Ketua YPCM Hidayatullah Mamuju