Hikmah  

Puasa Ramadhan Sebagai Madrasah (Bagian IV)

Oleh Najamuddin, M.Pd *)

Puasa Ramadhan sebagai madrasah dalam memerangi hawa nafsu, ramadhan sebagai tamen dan benteng manusia untuk tidak terjerumus dalam tipu muslihat syaithan.

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Ketika Rasulullah pulang dari sebuah peperangan dan mengatakan : Kita telah pulang dari jihad kecil menuju ke jihad yang lebih besar, sahabat pun bertanya apa itu wahai Rasulullah, beliau menjawab yaitu Jihad melawan hawa Nafsu.

Sekalipun di beberap pendapat ulama mengatakan, kalau hadits ini lemah, tapi paling tidak kita bisa mengambil pelajaran, bahwa begitu besar gambaran pengaruh nafsu itu.

Oleh karena itu, bagi manusia yang patuh mengikuti kehendak nafsunya atau dorongan syahwatnya maka dia dinilai Alquran bahwa menjadikan syahwatnya sebagai Tuhan. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 43 :

 أَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيۡهِ وَكِيلًا 

“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya? Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?”

Kemudian di ayat yang lain juga dikatakan, bagi mereka yang terpedaya oleh syahwatnya, Allah menutup telinga, hati, dan mata mereka padahal di antara itu ada penghalang. Namun, penghalang tersebut buta untuk melihat kebenaran atau kebaikan.” Allah berfirman dalam surat Al-Jatsiyah ayat 23 :

 أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan pengetahuan-Nya,dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? “

Beberapa perkataan Ulama berkata tentang nafsu,

Hawa nafsu bisa membuat seorang raja menjadi budak, sementara kesabaran bisa membuat seorang budak menjadi raja.”Imam Ghazali

“Jika kesabaran seseorang lebih besar daripada keinginan dan hawa nafsunya, maka dia seperti Malaikat. Namun jika keinginan dan hawa nafsunya lebih besar daripada kesabarannya, maka dia seperti iblis.” – Ibnu Qayyim

Masih banyak ayat, hadits dan perkataan ulama berkata tentang nafsu, tentu tidak usah semua di tampilkan dalam tulisan ini, yang pada intinya Nafsu memang sangat berbahaya dalam diri, apabila nafsu itu tidak bisa dikendalikan oleh diri sendiri.

Godaan Iblis dan syaithan sangat luar biasa dalam tiap tubuh manusia, maka Puasa diharapkan memberikan kontrol dan rem terhadap nafsu yang dimiliki setiap manusia.

Di dalam tafsir As-Sa’di menafsirkan surah al Baqarah ayat 183, bahwa diantara sebab yang bisa mengantar manusia lebih bertaqwa adalah puasa, karena puasa mampu mempersempit pengaruh serta jalannya syaithan dalam setiap diri manusia, sebab syaithan itu mengalir dalam tubuh sebagaimana darah manusia.

Semoga Puasa Ramadhan mampu mengantarkan diri kita semua untuk mampu mengontrol hawa nafsu, sehingga kita tidak menuhankannya.

________________________________________

*) Ketua Dept. Perkaderan, Pembinaan Keluarga & PAUD DPW Hidayatullah Sulawesi Barat dan Ketua YPCM Hidayatullah Mamuju

×