HidayatullahSulbar.Com, Mamuju – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2023, Pondok Pesantren Hidayatullah Mamuju Menggelar Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT), Sabtu-Ahad (21-22/10/2023).
Moderator acara adalah Ketua Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah (LPIH) Mamuju, Ustadz Firman Haq, S.Pd.I. Antusiasme dari para wali murid terlihat luar biasa, dengan banyaknya partisipan yang turut hadir dalam kegiatan MABIT ini. Ustadz Firman Haq menyambut kegiatan MABIT dengan harapan agar anak-anak dapat memahami dan memperkuat keimanan serta ketakwaannya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Santri yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai moral santri, sehingga mereka dapat tampil lebih percaya diri sebagai cikal bakal pemimpin masa depan bangsa. Selain Ustadz Firman Haq, Ketua Yayasan Pendidikan Cerdas Mandiri (YPCM) Hidayatullah Mamuju, Ustadz Najamuddin, M.Pd., juga memberikan arahan dan sambutan dalam rangkaian MABIT tersebut.
Adapun susunan acara mulai siang yaitu registrasi kehadiran, persiapan salat Ashar kemudian dilanjutkan gladi upacara Peringatan Hari Santri Nasional. Setelah itu persiapan salat magrib, Dzikir dan Do’a bersama Untuk NKRI dan Palestina kemudian persiapan salat Isya dan makan malam.
Pada malam hari diisi dengan Lomba Puisi hari Santri Nasional, istirahat malam dan tepat pkl 03.00 peserta mabit mendirikan Shalat Tahajud dilanjutkan shalat Subuh dan taklim diniyah kemudian olahraga, sarapan dan persiapan upacara.
Puncak peringatan Hari Santri Nasional dengan pembina upacara Ustadz Najamuddin dilaksanakan di lapangan Pondok Pesantren Hidayatullah Mamuju.
Dalam sesi sambutan, beliau menyampaikan bahwa para santri untuk terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual, karena para santri adalah pahlawan pendidikan dan pejuang kebodohan, terutama di era transformasi digital saat ini sesuai dengan tema peringatan Hari Santri Tahun ini “Jihad Santri Jayakan Negeri”
“Santri lebih diutamakan mengambil Khidmah, karena para ahli Khidmah cenderung lebih cepat mendapatkan karomah. Sepintar apapun manusia, ketika tidak punya literasi keagamaan itu menjadi persoalan, oleh karena itu santri belajar bagaimana pemahaman intelektual hingga keluar nanti akan menjadi pionir di masa yang akan datang.” Ujarnya.
“Ada 2 hal yang perlu kita tanamkan sebagai seorang santri, pertama santri itu tidak sah hukumnya ketika ingin memberikan literasi keagamaan tanpa dilandasi al-mabadi al-ilmiyah, kedua santri perlu punya al-mabadi al-syakhsiyah sebagai dasar dalam berakhlak yang mana jati diri santri tidak boleh ditinggalkan.” Lanjutnya
“Santri itu memiliki jiwa yang kuat, mereka adalah karikatur keagamaan, Imam Al-Ghazali mengajarkan kesederhanaan dalam menuntut ilmu agar unsur hayawani tidak mendominasi pada diri santri, dan ini merupakan cara ulama dalam mendomistifikasi nafsu.” Harapnya.
Ustadz Najam biasa dipanggilkan juga menambahkan bahwa semua santri juga memiliki andil besar untuk senantiasa aktif ikut berkontribusi dalam memajukan negeri ini. Terlebih dalam mewujudkan Negri yang Bermarwah, Maju dan Sejahtera di masa depan.
Hadir dalam upacara tersebut, Kepala Sekolah SD-SMA Integral Al-Furqan Hidayatullah Mamuju, Ustadz Gappar, S.Pd dan Ustadz Suaib, S.Pd, serta Pegawai Yayasan dan Guru-guru Mulai dari SD sampai SMA. */rifal