Pemimpin Umum Hidayatullah Menangis Sesenggukan saat Lelang Infaq Palestina

Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, menangis sesenggukan di Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kaltim, saat pelelangan infaq untuk Palestina, Jumat, 19 Ramadhan 1445 H (29/3/2023).* [Foto: SKR/hidayatullah.com]

HidayatullahSulbar.Com – Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, tiba-tiba menangis sesenggukan di atas mimbar Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ia menangis pada aksi pelelangan infaq untuk Palestina. Pantauan hidayatullah.com, momen haru itu terjadi di depan ratusan jamaah usai shalat Jumat, 19 Ramadhan 1445 H (29/3/2023).

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Saat itu, Ustadz Abdurrahman naik ke atas mimbar untuk memberikan pengantar sebelum lelang infaq Palestina dimulai.

Ia menyampaikan rasa senang dan semangatnya atas kehadiran Syeikh Aisar Khalaf pada program Siraman Manis (Silahturahim bersama Imam Palestina)) 1445 H di Gunung Tembak.

Semangatnya semakin menggebu-gebu setelah sang khatib Jumat di Masjid Ar-Riyadh itu, salah seorang ustadz dari DPP Hidayatullah, Shaleh Usman, menyampaikan khutbah seputar Palestina.

“Hampir saya berteriak tadi pagi,” ucap Pemimpin Umum Hidayatullah dengan suara bergetar.

Sesaat kemudian, keadaan di masjid menjadi hening. Jamaah tampaknya penasaran melihat Pemimpin Umum Hidayatullah terdiam beberapa waktu. Hingga keheningan itu pecah dengan suara tangisnya.

Ia menangis tampaknya karena tak mampu menahan kegetirannya atas penindasan yang dilakukan Zionis-Israel di tanah suci Baitul Maqdis.

Ia juga berpesan bahwa kaum Muslimin harus selalu melihat Palestina karena indikator keimanan.

“Bukan hanya melihat saudara kita seperti ini, tapi juga karena indikator keimanan, karena kita umat Islam ini masih bersaudara dan mereka masih di bawah penindasan Zionis,” ujarnya.

Ia mengatakan, kenikmatan sebagai Muslim adalah adanya persaudaraan karena keimanan yang lebih kuat daripada persaudaraan karena nasab.

“Persaudaraan iman itulah lebih tinggi dari persaudaraan nasab,” tegasnya.

Di akhir penyampaiannya, Pemimpin Umum mengingatkan agar selalu memberikan yang terbaik termasuk harta untuk kaum Muslimin di Palestina.

Ia pun mengingatkan jamaah agar jangan sampai meninggalkan Ramadhan tanpa berinfaq untuk Palestina.

“Sehingga saya mengatakan tidak ada infaq yang lebih baik daripada infaq membebaskan tanah suci Palestina.

Jangan sampai kita melepaskan momen ini, di bulan yang mulia ini (dengan tidak berinfaq untuk Palestina). Kalau tidak ada uang, kita niatkan nanti bawa uang,” tegasnya mewanti-wanti.

Gairah Berinfaq Santri

Jumat (29/3/2024) itu, setidaknya dua kali dilakukan pelelangan infaq untuk Palestina di Masjid Ar-Riyadh. Pelelangan pertama digelar pada Jumat pagi bakda subuh langsung.

Saat itu, panitia Ramadhan 1445 H Hidayatullah Gunung Tembak mengumpulkan infaq hampir 20 juta.

“Update infaq (Palestina) pagi ini Rp 19.307.000,- + 1 tabungan penuh uang koin (belum dibuka),” ujar Muhammad Dinul Haq selaku pembawa acara pelelangan bakda subuh.

Pelelangan kedua dilakukan bakda Jumat langsung. Dipimpin oleh Sholeh Usman.

“Update lelang zohir (di luar transfer) untuk Gaza bakda Jumat ini, 29 Maret 2024, berjumlah Rp 23.939.500 + 1 lembar uang 20 dolar,” ujar salah seorang kru takmir Masjid Ar-Riyadh, Fathun Qorib, kepada hidayatullah.com.

Dari kedua pelelangan itu, terkumpul lebih 40 juta rupiah infaq untuk Palestina dari warga Gunung Tembak.

“Kurang lebih (terkumpul) Rp 43 juta, di luar transferan. Sampai saat ini masih banyak yang transfer,” ujar Fathun menambahkan.

Donasi itu dikumpulkan secara sukarela oleh jamaah masjid, yang terdiri dari anak-anak, santri Sekolah Menengah Hidayatullah, mahasiswa, warga, guru, ustadz, serta kiai dan pengurus pesantren.

Nilai donasi mereka beragam. Pemimpin Umum Hidayatullah bersama keluarga (anak, istri, dan cucunya), misalnya, berdonasi sebesar Rp 5 juta untuk Palestina. Ia menyerahkan uang tunai dalam satu amplop putih.

Ada juga warga yang berdonasi Rp 2 juta, Rp 1 juta, ratusan ribu, dan lain-lain. Baik yang secara terang-terangan di depan mimbar maupun di belakang mimbar setelah acara berakhir.

Diketahui, Siraman Manis 1445 H merupakan program yang diinisiasi oleh Sahabat Al-Aqsha. Adapun Syeikh Aisar Khalaf sudah berada di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak sejak Kamis (28/3/2024). Selain berceramah, hafizh Qur’an kelahiran Jordania ini juga beberapa kali didaulat mengimami shalat, baik fardhu maupun tarawih di Masjid Ar-Riyadh.* (Abana/MCU)

disadur dari https://hidayatullah.com/berita/2024/03/29/270801/pemimpin-umum-hidayatullah-menangis-sesenggukan-saat-lelang-infaq-palestina.html

×