HidayatullahSulbar.Com, Mamuju – Menyambut Tahun Baru 1445 H, Yayasan Pendidikan Cerdas Mandiri (YPCM) Kolaborasi DPD Hidayatullah Mamuju Gelar Pengajian Bulanan, Ahad (16/7/2023)
Acara yang dilaksanakan di Masjid Al-Walidain Kampus Madya Hidayatullah Mamuju ini dihadiri oleh seluruh pegawai dan tenaga pendidik YPCM, para pengurus yayasan, DPD Hidayatullah Mamuju, anggota DPW serta seluruh peserta didik khususnya santri baru.
Pengajian bulanan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan rutin yang diadakan oleh YPCM bekerjasama dengan DPD Hidayatullah Mamuju. Acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara pegawai, tenaga pendidik, peserta didik sendiri dan pihak YPCM serta DPD Hidayatullah Mamuju.
Selain itu bahwa pengajian tersebut adalah juga dalam rangka penyambutan petugas yang baru walaupun wajah lama yaitu Ustadz Muh Taufik, S.Sos.I sebagai anggota DPW menggantikan Ustadz Sodikin, SE. yang mengemban amanah sebagai Ketua PAW DPD Mamuju Tengah.
Begitu juga Ustadz Syamsuddin, S.Sos.I ketua PAW DPD Hidayatullah Mamuju menggantikan Ustadz Hamzah, S.Pd.I yang juga mendapat amanah baru sebagai ketua DPD Polewali Mandar menggantikan Ustadz Muh. Taufik.
Ustadz Najamuddin, M.Pd selaku Ketua Yayasan Pendidikan Cerdas Mandiri, menyampaikan harapannya bahwa dengan adanya pengajian bulanan ini, semua pihak dapat semakin mengokohkan iman dan takwa dalam mengarungi tahun baru 1445 H.
“Tagline kita adalah ‘Mendidik dengan cinta, doa dan keteladanan.” Ungkapnya, sehingga para pegawai dan guru dalam menjalankan segala tupoksinya mengedepankan cinta dalam makna yang positif serta banyak mengandalkan doa dan keteladanan.” Lanjutnya.
“Guru harus banyak mempersiapkan diri sebelum masuk masuk ngajar, jangan sampai masuk di kelas justru bertanya kepada siswanya, sampai dimana pelajaran kita hari ini?” Oleh karena itu sambungnya, maka dalam waktu dekat kita akan mengadakan upgrading guru nasional dengan mendatangkan instruktur nasional.
Hal tersebut dikuatkan oleh Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Barat Ustadz Drs. H. Mardhatillah dalam tausiahnya yang juga mengungkap bagaimana agar ada perubahan khususnya terkait kualitas guru.
Beliau mencontohkan bagaimana kondisi guru dimasa waktu SMP dulu. Guru hanya datang suruh menyalin bahkan siswa yang disuruh mengajar dan setelah itu guru pergi ngopi, dan lain-lain.
Ustadz Mardhatillah juga memberikan penekanan betapa pergantian tahun baru islam ini membawa arti yang sangat penting dalam perubahan.
“Dalam menyikapi dan menyongsong tahun baru islam 1445 H. para kader harus mau berubah, berkembang dan tumbuh maju.” Paparnya.
“Tahun Baru adalah momen untuk meninggalkan sesuatu yang tidak menguntungkan, seperti gengsi, sombong dan angkuh yang identik dengan malas. Kemudian banyak mengharap tapi tidak mau bekerja. Itu adalah sifat dan sikap negatif yang harus ditinggalkan 1444 H ini.” Harapnya.
“Untuk bisa berubah, berkembang dan maju maka yang pertama dibuang adalah sifat kesombongan, karena mempertahankan sifat sombong sama sekali tidak bermanfaat, tetapi justru menggerogoti hati dan seterusnya iman kita ternoda yang berdampak dalam kualitas narasi, aplikasi dan karya-karya menuju tercapainya cita-cita peradaban islam.” Memompa semangat peserta pengajian.
“Hijrah dan perubahan tidak gampang memang sambungnya, sehingga para guru juga harus mentransformasi serta menginspirasi terhadap para santri. Untuk kemudian tentunya santri dengan sendirinya mendapatkan uswah dari para pendidik dan pengasuhnya.” Lanjut beliau
“Bagaimana mungkin kita berharap para santri bisa bersabar makan dan tidur sedikit, jika para guru dan pengasuh tidak menunjukkan kesederhanaan serta ketawadhuan di hadapan mereka?” Dengan nada bertanya.
Beliau juga memberikan nasehat kepada jamaah khususnya santri putri yang baru masuk untuk bisa tekun belajar dan disiplin karena harapan orang tua kalian memasukkan di pondok pesantren adalah agar menjadi anak shalehah.
Hadir pula Ketua DMW Hidayatullah Sulawesi Barat Ustadz Drs. Muhammad Na’im memberikan sambutan sekaligus tausiah kedua serta memimpin doa yang diaminkan oleh peserta pengajian.
“Menyongsong tahun baru 1445 H. adalah momentum yang sangat mahal karena mempunyai sejarah yang penuh perjuangan yang dilakonkan oleh Nabi Muhammad Saw beserta sahabat.” Dalam ceramah beliau.
“Tantangan hijrah yang sangat fenomenal dalam sejarah salah satunya adalah ketaatan sahabat Ali Bin Abi Thalib R.A. yang menggantikan nabi di tempat tidurnya saat bertolak hijrah ke Madinah bersama Abubakar Shiddiq. R A.” Lanjutnya.
“Yang kedua adalah ketika dalam perjalanan nabi hijrah diburu oleh Suraqah yang berharap hadiah unta 100 ekor. Namun karena dengan kekuatan doa, sehingga kuda Suraqah tersungkur jatuh.” Sambung beliau.
“Apa rahasia dibalik keyakinan Nabi Muhammad SAW? Hal tersebut terungkap ketika kafir Quraisy sedang mengintip persembunyian Nabi bersama Abu Bakar dalam Gua Tsur, kata beliau “jangan takut karena kita selalu bersama Allah.”
Ustadz Na’im juga mengungkit sejarah peradaban Madinatul Munawwarah, bahwa proses berkembangnya kota Madinah dimulai dengan startingpointnya dari masjid menuju masjid.
Pengajian bulanan tersebut juga diawali dengan sambutan dan ta’aruf Ketua DPD Hidayatullah Mamuju Ustadz Syamsuddin, S.Sos.I.
Beliau berharap ada sinergi dalam amal usaha untuk kemudian bisa eksis dakwah khususnya di Kab. Mamuju ini. */Massiara