Santai  

Menulis Semudah Minum Kopi

Bagi orang yang sering menulis berita atau membuat karya tulis, jika ditanya tentang seberapa sulit membuat tulisan? Jawabanya secara redaksional mungkin akan berbeda tapi substansinya menggambarkan betapa mudahnya menulis.

Jangan dulu membayangkan kesalahan, sudah pasti ada. Jika langsung dimulai menulis nanti akan kita dapati kekurangannya dan bahkan kita sendiri bisa menganalisa juga punya jalan keluar. Seperti kata orang ‘sambil jalan sambil belajar’.

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Yang paling banyak menghantui penulis di awal biasanya rumus 5W+1H, kode etik jurnalistik memang menganut kaidah tersebut namun bukan berarti itu tanda larangan menulis.

Selain jadi patokan, rumus di atas sebenarnya membantu kita menulis secara runut agar penulis dapat menyajikan informasi secara gamblang. Pembaca juga akan dapat asupan kabar yang mudah dicerna.

Lalu bagaimana dengan kita yang sudah mulai senang membaca tulisan lalu berazam untuk menulis?, Mulai saja, karena sebenarnya menulis itu semudah minum kopi.

Per hari ini, tidak aturan khusus tentang minum kopi, ada penyuka kopi panas ada juga meminum kopi segelas sambil kongkow kongkow berjam jam. Menyeruputnya juga tidak ada SOP yang menjelaskan harus dari sisi cangkir dekat gagangnya sebagaimana tidak adanya anjuran dalam secangkir harus diteguk berapa kali.

Sebenarnya analogi di atas untuk menggambarkan betapa mudahnya menulis dan jangan takut salah dalam menulis.

Sebenarnya secara tidak sadar keseharian pegiat medsos, pelajar atau mahasiswa, guru, para abdi negara dan profesional muda rutinitasnya tidak keluar dari ranah tulisan dan hal itu modal besar untuk memulai menulis.

Adapun mengenai konten tulisan, sistematika dan gaya akan diperbaiki sambil atau setelah beberapa kali dibuat lalu jangan lupa sambil minum kopi hangatnya. (bash)

×