Menggapai Ramadhan dengan Kemenangan dan Kemuliaan

HIDAYATULLAHSULBAR.COM, Mamuju – Tarhib Ramadhan dengan tema Menggapai Ramadhan dengan Kemenangan dan Kemuliaan berlangsung di masjid Al Walidain pada Kami tanggal 16 Maret 2023.

Dihadiri seluruh wali murid TK, SD, SMP dan SMA Integral Al Furqan, dan seluruh staf, guru dan karyawan YPCM juga warga dan kader Hidayatullah Mamuju.

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Seremonial tahunan menyambut bulan puasa Ramadhan itu didukung penuh oleh BMH Perwakilan Sulbar dan menghadirkan ketua Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah, Dr. H. Tasyrif Amin,. Pd.

Di hadapan jamaah ustadz Tasyrif, demikian sapaan para santrinya, menyapa dan mendoakan secara khusus kepada Dra. Hj. Andia Marma, yang berkesempatan hadir pada acara tersebut, ibunda para kader Hidayatullah Mamuju sekaligus pewakaf tanah di Pondok Pesantren Hidayatullah yang terletak di jalan Abdul Syakur depan pasar baru Mamuju itu.

Di awal ceramahnya jamaah diantar dengan pendekatan tentang manusia yang dilahirkan secara fitrah, belum tercemar dengan nafsu syaitan, “Jika ada orang berpuasa kemudian tidak membaca Al Qur’an maka dia terlalu berani melawan syaithan, (Ramadhan) ini adalah bulan Al Qur’an, harus menjadi perisai diri” katanya.

Mengingat puasa, katanya, merupakan ujian bagi orang yang berpuasa untuk mengontrol hawa nafsunya dari pelanggaran pelanggaran kecil yang memiliki dampak tidak diterimanya pahala puasa bahkan tidak mendapatkan keberkahan, salah satunya menggunjing.

Juga menegaskan, agar tidak melewatkan satu hari pun tanpa membaca Al Qur’an, lebih jauh menargetkan kepada kader minimal hatam 3 kali selama Ramadhan. Dikatakan, “Khatam Al Qur’an 3 kali itu belum termasuk qiyamullail (sholat malam) 1 juz satu malam”.

Ustadz kelahiran tanah Polman itu mempertegas secara khusus kepada jamaah agar ibadah puasa Ramadhan tahun ini mengisinya dengan itikaf.

Mengingat pada 10 hari terakhir tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, sehingga berdiam diri dengan memperbanyak sholat, dzikir dan tadarrus di masjid itu mampu menjadi faktor menerimanya kemuliaan malam pada bulan agung tersebut.

Menyoal infaq, sebuah keniscayaan bagi orang yang berpuasa untuk tidak melakukannya. Karena katanya, dalam Islam memberi bermakna menambah dan bagaimana mungkin kita meinggalkan anjuran agama tersebut sementara itu sudah banyak contoh kasus tentang Maha Murahnya Allah Ta’ala. (bash)

×