HIDAYATULLAHSULBAR.COM, Parenting – Dalam dunia pendidikan dan keluarga motivasi memiliki peran dan nilai sangat penting dalam membangun mental agility , adversity dan mental resilience, ketiganya dapat dibangun apabila dibarengi dengan disiplin, hardiness (dapat diartikan dengan hard work) dan grit.
Disampaikan di hadapan guru Al Furqon Islamic School, Hidayatullah Mamuju, oleh kolumnis majalah Suara Hidayatullah, penulis buku dan pakar parenting ustadz Mohammad Fauzil Adzim, S.Psi saat memberikan materi pembinaan pegawai di Aula YPCM pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Sebelum memahami lebih jauh tentang motivasi itu sendiri, peserta dikenalkan dahulu tentang Apa itu Motivasi? Peserta yang juga pegawai dan guru itu, banyak diajak berdialog seputar motivasi. Pemapar yang satu ini interaktif.
Pertanyaan guru kepada murid “Apakabar hari ini?” kemudian murid serempak menjawab “Luar biasa, sukses, Allahu Akbar!” Apakah itu termasuk motivasi?
Lalu bagaimana jika ternyata keadaan sesungguhnya sedak tidak sehat atau mengalami down? Lalu apa bahayanya jika anak tidak mengenali dirinya? Guru dan orangtua akan susah melakukan asesmen kepadanya, akan bingung dan kehilangan orientasinya.
Karena bisa jadi, menurut pakar parenting yang biasa memaparkan materinya hingga ke manca negara ini, anak sedang tidak jujur dengan keadaannya.
Pun demikian kesalahan dalam menanamkan ujub yang tersamar dan halus, (cara) ini lazim dilakukan oleh pendidik, “Siapakah anak hebat itu?” murid dibiasakan menjawab serempak “Saya!”.
Kebiasaan plagiat dan adat ‘copy-paste’ ini perlu ditinjau ulang, “jangan banyak meniru konsep dari orang yang tidak berwudhu” ujar ayah 7 anak ini.
Dan lagi lagi, motivasi itu penting tapi lebih penting lagi melihat sumbernya apakah dari nilai dasar Islam (Al-Qur’an dan sunnah) mengingat Al-Furqon Islamic School adalah penyelenggara Pendidikan Islam Berbasis Tauhid.
Apa itu Motivasi?
Motivasi berasal dari kata kerja transitif, motivere/muti’ve;ta yang dalam bahasa Nork maknanya to motivate (memotivasi) yakni to cause to act in a particular way atau menyebabkan melakukan tindakan dengan cara tertentu.
Juga bermakna agrimentere for begrunne, yang sering diartikan sebagai tindakan memotivasi, tetapi makna aslinya “Berdebat, membenarkan, yakni menemukan alasan yang benar untuk bertindak”
Dalam paradigmanya, motivasi memiliki tiga ranah besar yakni objective, goal dan purpose. Ketiganya dapat diartikan sebagai tujuan, tetapi motivasi adalah soal purpose sehingga memudahkan seseorang mewujudkan objective maupun goal seseorang yang memiliki motivasi kuat akan cenderung memiliki mental agility maupun mental resielence yang kuat.
Itulah mengapa ustadz Abdullah Said (Allahu yarham) pendiri Hidayatullah, membina kader yang penuh motivasi, katanya.
Generasi awal rata rata adalah Man of Mission atau orang yang motivasinya kuat mampu mengucapkan uncusions, spontanitas yang baik sesuai dengan misi Hidayatullah. (bash)