HIDAYATULLAHSULBAR.COM Mamuju – Kerja bakti di setiap kampus kampus Hidayatullah seluruh Indonesia adalah fenomena pekanan biasanya dilakukan di hari Ahad.
Kegiatan ini melibatkan seluruh warga tanpa melihat status dan jabatan, kalau toh ada beberapa yang tidak ikut karena sedang menjaankan tugas kelembagaan atau sakit.
Bagi mereka yang masih bugar justru budaya kerja bakti ini dapat merawat imunitas dan kebugarannya, selain dapat menyelesaikan target perampungan pekerjaan fisik di kampus juga dapat mencairkan suasana kebekuan perasaan antar warga.
Menyehatkan mental dan fisik adalah satu manfaat silaturahmi yang dikemas dalam bentuk kerja bakti, dalam penyelesaian pekerjaan yang bersifat teknis dan hanya butuh sedikit imprivisasi maka cukup dengan tenaga yang ada dianggap solusi.
Karena dalam suasana seperti itu canda tawa dan kelakar menghiasi jalannya kerja bakti apalagi hadir murabbi yang keberadaanya secara langsung menjadi kontroling interaksi antar warga baik ucapak maupun perbuatan.
Selain itu, juga dapat mendekatkan diri kepada Allah. Interaksi komunitas pondok identik dengan tausiah dan dalil hal ini menguntungkan warganya mudah dapat nasihat meski di luar forum atau majelis ilmu sepereti momen kerja bakti.
Selorok ringan, guyonan segar hingga celetukan konyol tetap saja bermuatan nasihat dan hal itu tentu akan mudah dicerna lawan bicaranya dalam kondisi hatinya sedang tidak bawa perasaan ‘baper’ istilah muda mudi saat ini.
Bahkan jika dihitung hitung hampir semua bangunan yang ada dalam pondok, taman, jalan jalan kampus dan beberapa sisi pondok adalah hasil sentuhan tangan tangan ikhlas para warganya.(bash)