Khutbah Pertama
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
أما بعد، فيا أيها الناس، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Di atas mimbar yang mulia ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa. Ketakwaan yang tidak hanya di bibir, tapi juga di hati dan perbuatan. Ketahuilah bahwa ketakwaan inilah yang akan menjadi bekal paling berharga di hadapan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
(QS. Ali Imran: 102)
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Saat ini, kita berada di bulan Rabi’ul Awal, bulan yang penuh berkah. Di bulan ini, lebih dari 14 abad yang lalu, lahir seorang manusia yang paling mulia, seorang utusan Allah yang terakhir, Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi yang kita laksanakan ini bukanlah sekadar ritual tahunan, tapi ini adalah momen untuk merenungkan dan menghayati kembali keagungan risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Ketahuilah, Maulid Nabi bukan hanya soal memperingati hari kelahiran beliau, tapi lebih dari itu, ini adalah momen untuk memperteguh kecintaan kita kepada Rasulullah. Cinta kepada Rasulullah SAW bukanlah sekadar ucapan, bukan pula hanya perayaan, tetapi harus diwujudkan dalam ketaatan yang total! Total, jamaah sekalian! Allah SWT berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Lalu, bagaimana kita menunjukkan cinta kita kepada Rasulullah SAW? Bukan hanya dengan memperingati kelahirannya, tapi dengan mengikuti sunnah-sunnahnya, dengan meneladani akhlaknya, dengan melaksanakan perintahnya, dan menjauhi larangannya! Ingat, jamaah sekalian, Rasulullah SAW bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah kita sudah benar-benar mencintai Rasulullah SAW? Atau jangan-jangan cinta kita hanya di bibir saja? Apakah kita sudah meneladani Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari? Atau jangan-jangan kita justru lebih mengikuti budaya asing yang tidak sesuai dengan ajaran Islam?
Jamaah yang dirahmati Allah,
Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah, teladan yang sempurna dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Beliau adalah sosok yang penuh kasih sayang, yang mengedepankan akhlak mulia dalam setiap langkah hidupnya. Beliau adalah sosok yang sabar dalam menghadapi cobaan, tegas dalam menegakkan kebenaran, dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah. Ketika kita memperingati Maulid Nabi, mari kita renungkan bagaimana kita bisa meneladani sifat-sifat beliau dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tetapi, jamaah sekalian, realitanya hari ini sangat memprihatinkan! Banyak di antara kita yang justru melupakan ajaran Rasulullah. Banyak di antara kita yang mengaku cinta kepada Rasulullah, tapi tingkah lakunya jauh dari ajaran beliau. Masih banyak di antara kita yang lebih memilih jalan hidup yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah. Apakah kita tidak takut dengan ancaman Allah SWT? Apakah kita tidak takut dengan hari pembalasan?
Jamaah yang berbahagia,
Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk memperkuat kecintaan kita kepada Rasulullah dengan cara yang benar, yaitu dengan mengikuti segala yang diajarkan oleh beliau. Kita sering mendengar bahwa Rasulullah SAW adalah rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Namun, apakah kita sudah benar-benar merasakan rahmat tersebut dalam kehidupan kita? Rahmat itu hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang mengikuti ajaran Rasulullah, yang meneladani kehidupannya, yang menjadikan beliau sebagai panutan dalam setiap langkah hidupnya.
Ingatlah, jamaah sekalian, tanpa kecintaan yang tulus kepada Rasulullah, tanpa ketaatan yang total kepada sunnahnya, kita akan terombang-ambing dalam kesesatan. Rasulullah SAW bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnahku.” (HR. Malik)
Ini adalah peringatan keras bagi kita semua! Jangan sampai kita tersesat karena meninggalkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah. Jangan sampai kita menjadi umat yang lemah karena tidak berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni. Inilah saatnya, jamaah sekalian, untuk memperkuat komitmen kita dalam mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan tentang ibadah, tetapi juga tentang akhlak, tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama, tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan cara yang diridhai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)
Lihatlah bagaimana akhlak Rasulullah dalam berdakwah, bagaimana kesabarannya dalam menghadapi kaum Quraisy yang keras kepala, bagaimana kebijaksanaannya dalam memimpin umat, dan bagaimana kasih sayangnya terhadap sesama makhluk. Semua itu adalah teladan bagi kita semua. Tetapi, apakah kita sudah meneladani akhlak Rasulullah ini? Atau justru kita lebih sering terjebak dalam akhlak yang jauh dari ajaran Islam?
Jamaah sekalian, ingatlah bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang membawa risalah terakhir untuk seluruh umat manusia. Risalah yang sempurna, yang harus kita jaga dan amalkan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita tergoda oleh godaan duniawi yang menyesatkan kita dari jalan yang benar. Jangan sampai kita terperangkap dalam hawa nafsu yang merusak akhlak dan iman kita.
Peringatan Maulid Nabi ini adalah momen yang tepat untuk memperkuat kembali iman kita, untuk memperkuat kembali komitmen kita dalam mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Jangan sampai kita menjadi umat yang hanya memperingati Maulid Nabi secara seremonial tanpa menghayati makna dan hikmah di baliknya. Jangan sampai kita menjadi umat yang hanya pandai berbicara tentang cinta kepada Rasulullah, tapi tidak ada tindakan nyata yang menunjukkan cinta tersebut.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله، الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Amma ba’du,
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada khutbah kedua ini, marilah kita bersama-sama memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Ingatlah bahwa sebaik-baik hamba di sisi Allah adalah mereka yang senantiasa bertaubat dan memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Di penghujung khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT, semoga kita semua diberikan kekuatan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT memberikan kita keimanan yang kokoh, hati yang tulus, dan akhlak yang mulia. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mencintai Rasulullah dengan sepenuh hati, yang meneladani beliau dalam setiap aspek kehidupan, dan yang mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat nanti.