HIDAYATULLAHSULBAR.COM, Mamasa – Ketua Dewan Murabbi Pusat (DMP) Hidayatullah, DR. Tasrif Amin, M.Pd. tinjau perkembangan dakwah di kabupaten Mamasa pada hari Senin (21/10/2024) lalu.
Berangkat dari kantor DPW Hidayatullah Sulawesi Barat di jalan Abdul Syakur nomor 2 Mamuju, melalui persimpangan Tasiu lalu memilih desa Panetean sebagai tujuan pertama dalam kunjungannya.
Sekira 3 kilometer sebelum kelurahan Aralle. Di desa tersebut sudah menunggu anggota majelis taklim Al Hidayah sejak pagi.
Di hadapan anggota majelis taklim beliau berpesan, hendaknya pelajaran utama dan yang pertama dalam majelis taklim itu adalah belajar al Qur’an, dengan belajar membaca dan mengenal huruf hurufnya dengan penyebutan yang benar agar mudah dipahami dan dilaksanakan.
Dalam kunjungannya, ustadz Tasrif Amin takjub melihat semangat belajar warga yang begitu antusias, tampak beberapa sudah berusia lanjut namun tidak menyurutkan niatnya belajar al Qur’an.
Hal itu juga yang dilakukan Sapri dan Al Farobi alumni Sekolah Dai Hidayatullah dalam mengimbangi semangat belajar warga Panetean, dengan merutinkan program Gerakan Dakwah, Mengajar dan Belajar Al Qur’an (Grand MBA) di desa tersebut.
Meninggalkan jamaah di masjid Nurul Hidayah di dusun Kumpulang itu, serombongan dengan ketua DPW Hidayatullah Sulbar, Drs. H. Mardhatillah menuju lokasi yang sudah terbanguni sarana pondok pesantren milik salah seorang tokoh masyarakat yang ditawarkan untuk kerjasama mengelolanya.
Lokasi dengan luas sekira 2 hekatar itu kini sudah terbanguni di dalamnya sebuah masjid, rumah pengasuh, 3 ruang belajar dan sebuah gedung serbaguna, jika dijadikan asrama berkapasitas 100 anak.
Selanjutnya meninjau lokasi milik orang yang sama tidak jauh dari lokasi pertama, dan lokasi ini akan diserahkan sepenuhnya kepada Hidayatullah.
Begitu juga kerja sama yang ia tawarkan untuk mengelolanya atau dengan kerja sama dalam pola lain di sekolah yang sedang berjalan miliknya dalam kota Mamasa, tawaran tersebut ia berikan mengingat Hidayatullah, menurutnya, dapat melanjutkan unit usaha yayasannya.
Jelang sore hari, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kabupaten Polewali Mandar (Polman) melalui jalur selatan, menyusuri landscape indahnya Mamasa dengan suhu dinginnya jalur Messawa hingga Sumarorong dan berakhir di pondok pesantren Hidayatullah Polewali.
Ekspansi dakwah di kabupaten ke 6 di Sulbar yang digawangi dua alumni SDH Sultanbatara itu kini sudah menjangkau beberapa masjid dengan tambahan fasilitas berupa sepeda motor, “Alhamdulillah berkat doa dan dukungan donatur, kami sekarang mudah menjangkau tempat mengajar mengaji, mengisi khutbah Jumat dan majelis taklim dan kegiatan lain” ungkap Sapri dai yang tinggal di Rumah Qur’an Hidayatullah (RQH) Ar Royah desa Panetean.
Saat ini Hidayatullah Mamasa sedang menerima wakaf tanah di 3 tempat sekaligus, 2 tempat bersebelahan dengan wakaf tanah pertama, setelah pemilik lokasi di sebelahnya dikonfirmasi batas tanah justru menyerahkan lokasi miliknya saat ia tahu akan dibanguni pondok pesantren.
Lokasi wakaf atau hibah ke 2 di dusun Lembang desa Aralle Utara, seluas 4 hektar diberikan dengan harapan keluarga dan warga dapat terbina dengan hadirnya Hidayatullah di kampung mereka.
Sementara itu ketua DPW Hidayatullah Sulbar, Drs. H. Mardhatillah menjelaskan, pembangunan fisik tidak serta merta langsung dilakukan, biasanya hadir dahulu di tengah masyarakat melakukan pembinaan seraya berusaha bersama dalam pembangunan pesantren dengan masyarakat.
Penjelasan tersebut sekaligus menjadi maklumat kepada masyarakat, pembangunan pesantren dimaksud akan melalui proses panjang yang membutuhkan sinergi dan melibatkan semua unsur elemen umat muslim.(bash)