HidayatullahSulbar.Com, – Kesombongan atau takabbur adalah masalah serius yang disebutkan dalam agama sebagai perilaku yang menghalangi seseorang masuk surga. Rasulullah mengingatkan bahwa bahkan kesombongan sekecil debu saja dalam hati seseorang dapat menghalangi masuknya surga.
Allah mengharamkan surga bagi orang-orang yang sombong, karena hanya Dia yang layak memiliki keagungan sempurna. Penyakit kesombongan terlihat jelas dalam perilaku seseorang, dari cara berbicara hingga gerakan tubuhnya.
Semua kebaikan yang dimiliki seseorang hanyalah berkat kemurahan Allah, sehingga sebenarnya tidak ada yang bisa disombongkan. Penting untuk menghindari kesombongan dengan mengenali ciri-cirinya, seperti menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.
Kesombongan dapat terlihat dalam perilaku seseorang yang merasa lebih mulia di hadapan Allah dan merendahkan orang lain. Kebaikan dan keburukan terjadi atas izin Allah, sehingga tidak ada yang bisa mengklaim bahwa mereka memiliki kuasa atas kebaikan dan keburukan tersebut, bahkan melalui doa atau ibadah tertentu.
Kesombongan sering kali tersembunyi dalam sikap dan perilaku seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia” (HR Muslim). Hal ini menggambarkan bahwa kesombongan dapat muncul dalam bentuk penolakan terhadap kebenaran serta sikap merendahkan orang lain.
Kebaikan Hanyalah Karunia Allah :
Penting untuk diingat bahwa segala kebaikan yang kita miliki hanyalah berkat kemurahan Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa semuanya (kebaikan dan keburukan itu) adalah dari sisi (atas takdir) Allah” (QS An Nisaa 4:78).
Kita sebagai hamba hanya menerima anugerah-Nya, sehingga tidak ada yang bisa kita klaim sebagai hasil dari kemampuan atau kebaikan kita sendiri. Kesadaran ini meremehkan kebanggaan diri sendiri dan mempromosikan rasa syukur kepada Allah atas segala anugerah-Nya.
Sikap Rendah Hati dan Keterbukaan :
Sikap rendah hati adalah kunci untuk menghindari kesombongan. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita mengakui kebaikan orang lain dan tidak merasa lebih mulia di hadapan Allah. Dalam Islam, menghormati dan mengakui kebaikan orang lain adalah tanda sikap yang baik dan menghindari kesombongan yang merusak.
Menghormati Kebaikan Orang Lain :
Mengakui kebaikan dan prestasi orang lain merupakan tanda sikap yang baik dan menghindari kesombongan. Menghargai pencapaian orang lain dapat membangun hubungan yang sehat dan harmonis dalam masyarakat.
Mengendalikan Nafsu Diri :
Kesombongan seringkali muncul dari nafsu untuk merasa lebih unggul dari orang lain. Mengendalikan nafsu ini adalah langkah penting dalam mengatasi kesombongan. Dengan mengingat kebesaran Allah dan kedudukan kita sebagai hamba yang lemah, kita dapat menghindari perilaku yang sombong.
Merendahkan Diri di Hadapan Allah :
Mengingat bahwa kita semua adalah hamba Allah yang rentan dan lemah, membantu kita merendahkan diri di hadapan-Nya. Ini memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah dan meningkatkan rasa ketergantungan dan ketaatan kepada-Nya.
Dengan memahami bahwa kesombongan adalah penghalang menuju kebaikan sejati, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya. Mengakui kebesaran Allah, sikap rendah hati dan keterbukaan.
Disamping itu juga adalah menghormati kebaikan orang lain, mengendalikan nafsu diri dan merendahkan diri di hadapan Allah adalah langkah-langkah penting dalam perjalanan menuju ketakwaan dan keberkahan.
Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk selalu merenungkan ajaran agama dan menguatkan hubungan spiritual dengan Allah. Dengan demikian, kita dapat memperoleh perlindungan dari penyakit hati yang merusak dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan rendah hati dan tawadhu’.