HidayatullahSulbar.Com – Kader harakah atau aktivis dakwah sering kali dilihat sebagai panutan dalam masyarakat. Namun, tidak jarang kita mendengar bahwa beberapa dari mereka menghadapi masalah dalam kehidupan pribadi, terutama dalam hal keluarga. Mengapa hal ini bisa terjadi, dan bagaimana Islam memberikan solusi?
Artikel ini akan mengulas penyebab utama masalah yang sering dihadapi oleh kader harakah dalam kehidupan pribadi dan keluarga serta solusi Islami yang bisa diterapkan.
1. Kurangnya Keseimbangan Antara Dakwah dan Kewajiban Keluarga
Dalam Islam, keseimbangan antara tanggung jawab kepada Allah, diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sangat penting. Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya menjaga hak-hak keluarga di tengah padatnya aktivitas. Aktivitas dakwah yang intens tanpa mengimbangi dengan waktu untuk keluarga dapat mengakibatkan ketidakharmonisan.
Solusi Islami:
Islam mengajarkan bahwa keluarga adalah prioritas. Merawat keluarga bukan hanya tanggung jawab duniawi tetapi juga bagian dari ibadah. Dakwah yang baik harus dimulai dari keluarga. Seorang kader harakah perlu memberikan perhatian yang cukup kepada pasangan dan anak-anak, karena mereka adalah tanggung jawab pertama yang harus dipenuhi sebelum terjun ke masyarakat.
Firman Allah dalam Surah At-Tahrim (66:6):
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
2. Fanatisme yang Berlebihan Terhadap Gerakan
Beberapa kader harakah bisa terlalu terjebak dalam fanatisme terhadap organisasi, sehingga membuat mereka kurang fleksibel dalam menghadapi perbedaan pandangan atau kebutuhan keluarga. Dalam Islam, wasathiyyah (moderasi) sangat dianjurkan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam dakwah.
Solusi Islami:
Islam mengajarkan untuk berdakwah dengan hikmah dan kelembutan. Kader perlu ingat bahwa keluarga adalah medan dakwah pertama yang harus dijaga. Pendekatan yang lembut, penuh kasih sayang, dan bijaksana dalam menghadapi keluarga lebih dianjurkan daripada bersikap keras atau kaku. Dengan menerapkan nilai-nilai moderasi, konflik di rumah tangga bisa diminimalkan.
Firman Allah dalam Surah An-Nahl (16:125):
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
3. Kelelahan dan Tekanan Emosional
Tugas dakwah yang intens sering kali memicu kelelahan fisik dan mental yang mempengaruhi hubungan pribadi. Tekanan sosial dari masyarakat yang mengharapkan kader harakah untuk selalu tampil sempurna juga bisa menambah beban emosional, yang akhirnya memicu masalah dalam keluarga.
Solusi Islami:
Islam mengajarkan pentingnya pengendalian emosi (mujahadah) dan menjaga kesehatan mental. Rasulullah ﷺ menekankan bahwa orang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan emosinya, bukan hanya dalam dakwah tetapi juga dalam kehidupan pribadi.
Sabda Rasulullah ﷺ (HR. Bukhari dan Muslim):
“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
Dengan menjaga emosi dan mencari dukungan dari lingkungan yang baik, kader harakah bisa mengurangi stres dan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan keluarga.
4. Kurangnya Pembinaan Spiritual dan Akhlak
Dalam beberapa kasus, kader harakah lebih fokus pada urusan strategis dakwah, namun lupa untuk memperkuat pembinaan pribadi dan spiritual. Islam menekankan pentingnya tazkiyatun nafs (pensucian jiwa) dan pengembangan akhlak. Jika pembinaan spiritual dan akhlak kurang diperhatikan, masalah pribadi dan keluarga sering kali muncul.
Solusi Islami:
Kader harakah harus secara aktif memperbaharui niat dakwah dan menjaga hubungan pribadi dengan Allah melalui ibadah wajib dan sunnah. Pengembangan akhlak adalah salah satu fondasi dakwah yang efektif. Akhlak yang baik akan tercermin dalam cara mereka berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.
Firman Allah dalam Surah Asy-Syams (91:9):
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.”
5. Mengabaikan Hak-Hak Pasangan
Islam dengan jelas mengatur hak dan kewajiban antara suami dan istri. Jika salah satu pihak terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah, bisa jadi hak-hak pasangan dan keluarga terabaikan. Hal ini sering menjadi sumber konflik dalam rumah tangga kader harakah.
Solusi Islami:
Kader harus memahami bahwa memenuhi hak pasangan adalah bagian dari ibadah dan tanggung jawab. Islam mengajarkan bahwa suami dan istri saling melengkapi dan harus menjaga hubungan dengan saling menghormati dan penuh kasih sayang. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.
Sabda Rasulullah ﷺ (HR. Tirmidzi):
“Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik kepada keluargaku.”
Kesimpulan
Masalah yang dihadapi kader harakah dalam kehidupan pribadi dan keluarga sering kali berasal dari ketidakseimbangan antara aktivitas dakwah dan tanggung jawab keluarga. Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan keluarga dan dakwah. Dengan mengikuti solusi-solusi Islami, kader harakah dapat menjaga keharmonisan dalam keluarga dan tetap produktif dalam menjalankan dakwah.
Solusi Utama:
Prioritaskan keluarga sebagai medan dakwah pertama.
Jaga keseimbangan antara tanggung jawab dakwah dan keluarga.
Tingkatkan pembinaan spiritual dan pengendalian emosi.
Pahami hak dan kewajiban dalam rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan menjaga prinsip-prinsip ini, kader harakah dapat menjalankan peran mereka secara lebih baik, tidak hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam keluarga mereka. Keluarga adalah cerminan dakwah yang sesungguhnya.