HIDAYATULLAHSULBAR.COM, Mamuju – Ketua bidang Perkonomian DPP Hidayatullah, Drs. Wahyu Rahman, ME. menyebutkan perubahan pola pikir atau mainset sangat penting sebelum memiliki jiwa kewirausahaan agar mampu banyak memberi (berzakat), di hadapan warga Hidayatullah Mamuju pada Ahad tanggal 27 Agustus di masjid Al Walidain pesantren Hidayatullah jalan Abdul Syakur kelurahan Karema kecamatan Mamuju.
“Umat Islam sangat didorong (oleh al Quran) agar menjadi orang yang ahli ibadah dan mandiri” tandasnya. Dua perintah yang seimbang menurutnya, untuk bisa beribadah (sholat) tidak memerlukan modal besar sedangkan bisa menunaikan zakat yang banyak butuh kemampuan khusus dalam mencari rezeki.
Jeli melihat peluang dan merumuskan perencanaan yang matang serta kuat pondasi ibadah sebagai sandaran spiritualnya kepada Allah adalah modal utama dalam bermuamalah, sebagai penggerak organisasi tentu membutuhkan banyak kekuatan termasuk di antaranya kekuatan finansial.
Mengambil spirit sai atau berlari lari kecil yang dilakukan Siti Hajar sebanyak 7 kali ketika persediaan bekal habis setelah ditinggal nabi Ibrahim as. Secara akal sebenarnya cukup 2 atau 3 kali saja, tapi karena tanggung jawab besar Siti Hajar terus melakukan hal itu hingga tercatat dalam sejah ia lakukan sebanyak 7 kali. Meski keajaiban muncul sumber air dari pihak yang tidak diperhitungkan, melalui hentakan kaki nabi Ismail kecil dan lemah. Kemudian keajaiban munculnya air zam zam itu bisa dinikmati banyak orang di zamannya hingga hari ini.
Maka soliditas sangat penting di sini, figur Siti Hajar sebagai pengayom rumah tangga bertanggung jawab atas keselamatan dan keberlangsungan hidup Ismail, pun demikian Ismail kecil mampu tabah dan sabar dengan kondisi saat itu, karena Ibrahim meninggalkan mereka dalam menjalankan tugas dari Allah ta’ala.
Dikatakan dalam momen pengajian tersebut bahwa pelajaran itu dapat diterapkan ke dalam rumah tangga, yang pertama adalah soliditas yang didasari tanggung jawab, keterbukaan di antara keduanya atau transparansi dan dapat mengukur seberapa besar pengeluaran dan pemasukan ekonomi keluarga atau akuntable.
“Boleh jadi gaji suami dan sitri jika digabung sekitar 5 juta tapi pemasukan kita lebih besar dari tempat (usaha) lain dan didasari taqwa, Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka sangka” Pungkasnya.
Senada dengan sambutan sebelumnya atas kunjungan pengurus pusat tersebut, ketua DPW Hidayatullah Sulbar Drs. H Mardhatillah menyapaikan kegembiraannya atas kedatangan ustadz Wahyu (demikian sapaan familiar sahabatnya) itu.
Harta yang diberkahi bukan berstandar pada banyaknya saja, di sinilah bedanya antara banyak dan berkah. Menurutnya, Berkah memiliki kuantitas dan kulaitas yang manfaatnya lebih banyak dan berkepanjangan dalam maslahat kepada umat. (bash)