Antara Adab dan Ilmu, Mana yang Lebih Tinggi?

HidayatullahSulbar.Com, Mamuju – Dalam tradisi Islam dan budaya timur, perdebatan tentang mana yang lebih tinggi antara adab dan ilmu sering menjadi perhatian. Banyak yang menganggap bahwa ilmu memiliki kedudukan tertinggi karena berperan penting dalam membentuk peradaban. Namun, dalam perspektif Islam, adab sering kali dipandang lebih utama karena merupakan dasar dari segala perilaku dan sikap. Artikel ini akan mengulas hubungan antara adab dan ilmu, serta mana yang memiliki kedudukan lebih tinggi.

Pengertian Adab dan Ilmu

Adab berasal dari kata Arab adab, yang berarti etika, tata krama, atau perilaku baik. Adab mencakup sikap, sopan santun, dan kebiasaan baik yang menjadi cerminan dari karakter seseorang. Dalam Islam, adab bukan sekadar tindakan formalitas, tetapi merupakan implementasi dari ajaran akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Ayo Berkontribusi, Bersama Wujudkan Misi Dakwah Besar!

Ilmu adalah pengetahuan atau wawasan yang diperoleh melalui proses belajar, baik secara formal maupun non-formal. Ilmu dalam Islam mencakup berbagai bidang, mulai dari ilmu agama, ilmu duniawi, hingga ilmu tentang alam semesta.

Kedudukan Adab dalam Islam

Islam menempatkan adab sebagai landasan utama sebelum seseorang menuntut ilmu. Para ulama menekankan bahwa seseorang yang memiliki adab baik lebih utama daripada seseorang yang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki tata krama. Hal ini ditegaskan oleh Imam Malik, yang pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum belajar ilmu.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa adab merupakan prasyarat penting yang harus dimiliki sebelum seseorang mengejar ilmu.

Adab juga menjadi ukuran bagi kualitas seorang penuntut ilmu. Seseorang yang menguasai banyak ilmu, tetapi tidak memiliki akhlak yang baik, akan sulit dihormati oleh orang lain. Sebaliknya, seseorang yang memiliki adab yang baik, bahkan jika ilmunya sedikit, akan lebih dihargai dan dipercaya.

Ilmu Tanpa Adab, Bagaikan Pohon Tanpa Buah

Ilmu yang tidak disertai dengan adab sering kali hanya membawa kesombongan dan keangkuhan. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang luas tetapi tidak memiliki adab, ia cenderung menjadi sombong dan meremehkan orang lain. Rasulullah SAW mengingatkan dalam banyak hadis untuk menjauhi sifat sombong, karena kesombongan adalah salah satu dosa besar yang paling dibenci oleh Allah.

Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya adab dalam menuntut ilmu. Menurutnya, ilmu dapat menjadi penyebab kebinasaan apabila tidak disertai dengan adab. Ilmu yang hanya digunakan untuk kepentingan duniawi atau untuk menunjukkan kehebatan diri akan merugikan pemiliknya, baik di dunia maupun di akhirat.

Adab sebagai Cerminan dari Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu yang benar akan tercermin dalam adab dan akhlak seseorang. Rasulullah SAW adalah contoh teladan terbaik, karena beliau tidak hanya memiliki ilmu yang luar biasa tetapi juga adab yang sempurna. Karakter dan perilaku beliau menjadi contoh nyata bagaimana ilmu dapat membawa keberkahan ketika diiringi dengan adab yang mulia.

Sebagai seorang Muslim, ilmu seharusnya mendekatkan diri kepada Allah dan mendorong pemiliknya untuk berakhlak mulia. Dengan memiliki adab yang baik, ilmu akan menjadi lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya, tanpa adab, ilmu tidak akan memberikan dampak positif yang signifikan, bahkan bisa menjadi sumber fitnah dan perselisihan.

Hubungan Antara Adab dan Ilmu, Mana yang Lebih Tinggi?

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa adab memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada ilmu. Adab menjadi pondasi yang harus dibangun terlebih dahulu sebelum menuntut ilmu. Sebagaimana sebuah bangunan tidak akan kokoh tanpa pondasi yang kuat, demikian pula ilmu tanpa adab hanya akan menjadi pengetahuan yang kosong makna.

Berikut beberapa alasan mengapa adab dianggap lebih tinggi:

  • Adab adalah landasan dalam menuntut ilmu: Sebelum seseorang belajar ilmu, ia harus memahami dan mempraktikkan adab terlebih dahulu. Tanpa adab, ilmu yang diperoleh tidak akan bermanfaat dan tidak akan menjadi berkah.
  • Adab membimbing bagaimana ilmu diterapkan: Ilmu harus diterapkan dengan bijak dan benar. Adab memberikan arahan tentang bagaimana ilmu seharusnya diamalkan, sehingga tidak disalahgunakan.
  • Adab meningkatkan kualitas ilmu: Seseorang yang memiliki adab akan lebih dihargai dan dipercaya ketika berbicara tentang ilmu. Dengan demikian, ilmunya akan lebih bermanfaat dan memiliki pengaruh yang positif.

Pandangan Ulama Tentang Adab dan Ilmu

Para ulama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Al-Ghazali menempatkan adab pada posisi yang lebih tinggi daripada ilmu. Mereka menekankan pentingnya menguasai adab sebelum mempelajari ilmu karena adab berfungsi sebagai sarana untuk menjaga hati dan niat agar tetap ikhlas dalam menuntut ilmu. Imam Syafi’i pernah berkata, “Barang siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dia berilmu, dan barang siapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dia beradab.”

Kesimpulan: Adab dan Ilmu Harus Berjalan Beriringan

Meskipun adab dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi, keduanya tetap harus berjalan beriringan. Ilmu adalah sarana untuk meningkatkan pemahaman dan memperluas wawasan, sedangkan adab adalah panduan yang memastikan ilmu tersebut digunakan dengan cara yang benar dan bermanfaat. Kombinasi antara adab dan ilmu akan menciptakan pribadi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia.

Tips Mempraktikkan Adab dalam Menuntut Ilmu

  1. Menghormati Guru dan Sesama Penuntut Ilmu: Berikan rasa hormat kepada orang yang mengajarkan ilmu dan hargai teman-teman yang bersama-sama menuntut ilmu.
  2. Menjaga Niat agar Tetap Ikhlas: Pastikan niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridha Allah dan mengamalkan ilmu tersebut demi kebaikan.
  3. Bersikap Rendah Hati: Hindari kesombongan dalam menuntut ilmu dan tetap bersikap rendah hati.
  4. Mengamalkan Ilmu yang Didapat: Pastikan ilmu yang diperoleh diamalkan dengan cara yang benar dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dengan memahami pentingnya kedudukan adab dan ilmu, kita akan menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam mengejar ilmu, serta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

×